Tuesday, January 7, 2014

Sekolah-sekolahan Jonathan

Sejak umur 2 tahun kurang dikit, Jonathan mulai diajak mama ke komunitas homeschool berbahasa Inggris yang ada di Chiang Mai (co-op). Komunitas ini berkumpul hanya sekali seminggu dan berlangsung totalnya sekitar 22 kali pertemuan dalam setahun di bagi dalam 2 term (sekitar 5 bulan). Waktu itu tujuan mama ikutan komunitas ini biar Jonathan ada temennya (walau cuma sekali seminggu), dan biar dia belajar dari melihat anak lain yang lebih besar dari dia. Jonathan menjadi murid yang paling muda di kelas preschool, karena umumnya anak yang ikut itu umurnya sudah diatas 3.5 tahun. Selama ikut kegiatan co-op homeschool Jonathan masih selalu harus ditemani mama, separation anxietynya berlangsung cukup lama memang, karena setiap harinya ya di rumah cuma sama mama. Kemampuan berbahasa Jonathan juga waktu itu masih sangat terbatas, jadi bisa dibilang di co-op mama yang belajar dari ibu-ibu lain soal kegiatan homeschool ini.

Jonathan mengikuti kegiatan co-op Desember 2012

Jonathan di antara teman-teman preschool co-op 2012


Sejak berumur 2 tahun 7 bulan Jonathan mulai di bawa ke Kiddeehouse. KiddeeHouse ini bukan sekolah yang wajib diikuti setiap hari, tapi sifatnya seperti penitipan anak (berbahasa thai) di mana anaknya diberi kegiatan rutin setiap harinya. Ada kegiatan olahraga, bermain pasir di luar, bahasa thai, bahasa inggris dan setiap hari pasti ada berbagai kerajinan tangan. Tiap hari Jonathan bawa hasil kerjaannya, awalnya banyak dibantu oleh gurunya tapi belakangan dia sudah bisa mengerjakan sendiri. Di KiddeeHouse Jonathan mulai menyerap banyak bahasa Thai. Jonathan juga sudah bisa ditinggal sama mama dan ga harus ditungguin lagi. Mama membawa Jonathan ke KiddeeHouse terutama di hari di mana mama ada keperluan atau di masa mama ga ada pembantu di rumah. Kadang-kadang kalau Jonathan lebih pengen ke night safari atau main sama anak tetangga ya Jonathan ga perlu ke KiddeeHouse.

Foto bersama untuk kalender 2014 KiddeHouse

Snack time di KiddeHouse 2013
Sekarang ini kemampuan bahasa Jonathan untuk bahasa Indonesia sudah cukup bagus, bisa menyampaikan apa yang dia mau atau apa yang dia rasakan, dan bahkan kadang sudah bisa mencari dan menyampaikan alasan supaya ditemanin tidur. Kemampuan bahasa Thai di urutan nomor 2, dia sudah bisa berkomunikasi dengan gurunya dan teman-teman di KiddeeHouse. Kemampuan bahasa Inggris masih agak ketinggalan. Dia sudah bisa menyebutkan warna dan bilangan dalam bahasa Inggris, bisa ditanya what is your name? dan bisa menjawab dengan namanya, bisa ditanya how are you, menjawab fine, thank you dan bisa mengucapkan thank you, juga you are welcome, bisa mengerti banyak kata dalam bahasa Inggris tapi belum bisa untuk menyusun kalimat sendiri. Jadi kadang bunyinya terdengar seperti bahasa Inggris, tapi ga ada maknanya dari apa yang dia bilang.
Karena mama merasa Jonathan juga perlu untuk mengembangkan kemampuan bahasa Inggrisnya, tahun ini mama tetap bergabung dengan co-op homeschool setiap hari Senin dan selain itu setiap hari minggu mulai mengajak Jonathan masuk ke sekolah minggu kelas anak-anak seumurnya (di gereja yang berbahasa Inggris). Di sekolah minggu Jonathan masih perlu ditungguin papa atau mama bergantian (ditungguin di depan kelasnya), di co-op Jonathan sudah bisa ditinggal mama di kelas. Sekarang dia mulai bisa membuat kalimat yang lebih baik. Misalnya setiap melihat tanda toilet untuk laki-laki dan perempuan, dia akan ngomong sambil nunjuk: This is boy, this is girl. Jonathan boy, Papa boy, Mama girl (dan kadang dia akan mendaftarkan beberapa teman-temannya sambil menyebutkan apakah mereka boy atau girl). Terus kadang-kadang kalau di mobil dia melihat ada mobil atau bus dia akan bilang: look papa, it's a bus, bus blue (lalu papa akan koreksi: blue bus, bukan bus blue). Ya setidaknya mulai ada perkembangan deh :D

Di co-op homeschool, karena sifatnya komunitas, orangtua harus ikut serta menjadi pengajar dan atau jadi asisten pengajar. Setiap term yang ngajar dan materi yang diberikan berbeda-beda (tergantung ketersediaan pengajar). Biasanya mama cuma jadi asisten pengajar aja, sekalian nemenin Jonathan di kelas. Sejak term lalu, mama wajib jadi pengajar. Term lalu mama ngajar materi yang gampang: playtime. Intinya ngawasin anak dalam sesi main-main. Kadang main bebas kadang main terstruktur. Nah term yang sekarang nih, mama diminta ngajar yang beda dari biasanya. Mama ngajar Preschool Math. Awalnya agak ragu bakal bisa ngajar yang agak serius buat anak-anak kecil dan pakai bahasa Inggris pula, tapi ternyata anak-anak di kelas preschool (umur 2,5 tahun - 6 tahun, total 13 anak) sudah cukup mengenal angka dan bisa enjoy mengikuti kelas. Isi kelasnya tentunya masih yang gampang-gampang, di awal baca buku sambil menghitung objek-objek yang ada di setiap halaman buku, lalu diisi dengan kegiatan menempel stiker dan pompom sambil menghitung setiap barisnya. Setiap minggu kegiatan tentunya tidak sama, mama harus memikirkan kegiatan yang menyenangkan dan tidak terlalu sulit untuk usia preschool untuk mengenal angka dan perhitungan.


beberapa hasil pekerjaan kelas preschool math
Jonathan termasuk murid di kelas preschool math
Semuanya serius dan sangat senang nempelin pompom

Setiap meja dibantu 1 orang dewasa






























Di Thailand, anak usia 3 tahun umumnya sudah "wajib" disekolahkan di sekolah formal. Levelnya mulai dari TK 1 sampai TK 3, lalu setelah itu baru deh masuk SD dan seterusnya. Beberapa SD juga memberikan syarat anak sudah pernah mengikuti kelas TK 3 sebelumnya atau minimal sudah bisa baca tulis huruf Thai (dan beberapa mewajibkan bisa baca tulis bahasa Inggris juga). Mama dan papa sampai sekarang masih merasa TK1 itu tidak wajib. Membaca dan menulis bisa menunggu sampai usia 5 atau 6 tahun. Tapi ya tetap harus mempersiapkan Jonathan bisa belajar di kelas tanpa mama (atau siapa tahu berubah pikiran dan pengen ngirim Jonathan ke sekolah saja).

Sejauh ini ke KiddeeHouse sangat membantu Jonathan belajar bahasa Thai, belajar untuk ditinggal mama, belajar mau main pasir dan mainan yang lengket-lengket, belajar mewarnai/memegang pinsil, selain belajar mengenal lingkungan sosialnya. Di co-op homeschool mama bisa bertemu banyak orangtua yang tidak mengirimkan anaknya ke sekolah, Mama juga belajar teknik membuat anak-anak toddler mau mendengarkan dan duduk manis, dan belajar lebih banyak mengenai seluk beluk homeschool. Dari berbagai orangtua yang dikenal, ada orangtua yang mengkombinasikan homeschool dan pendidikan formal (misal usia TK di ajari sendiri, SD dikirim ke sekolah, SMP kembali di homeschool sampai SMA), ada juga orang tua yang menghomeschool 2 dari 3 anaknya, walaupun ada juga yang total homeschool dari kecil sampai jenjang SMA lalu mengirimkan anaknya ke universitas di negeri asalnya (umumnya dari Amerika), semuanya tergantung situasi orangtua dan perkembangan anak juga.

Cita-cita sih bisa mengajari Jonathan berbagai hal sendiri, tapi buat papa dan mama ternyata menghomeschool secara penuh untuk anak toddler itu tidak mudah (mamanya kurang sabaran kadang). Sejauh ini kombinasi dari kiddeehouse, co-op homeschool dan sekolah minggu sangat membantu dalam perkembangan Jonathan  (dan buat mama punya me-time). Sayangnya Kiddee House hanya untuk anak sampai berumur 3 tahun-an. Teman-teman Jonathan yang sudah berumur 3 tahun akan pindah ke sekolah TK1 bulan Mei nanti (tahun ajaran baru dimulai bulan Mei di Thailand). Gimana dengan Jonathan? masih belum diputuskan selanjutnya bagaimana. Kita lihat hasil belajar mama dari grup homeschool term ini. Yang pasti masih belum pengen kirim Jonathan ke sekolah formal yang mengutamakan baca tulis dari usia dini tanpa mengimbangi dengan kegiatan bermain.

1 comment:

  1. Bisa minta info homeschooling dan alamatnya di chiangmai dekat dengan chiangmai university?rencana kami akan tinggal disana bersama anak mulai agustus depan.terimakasih sekali infonya..

    ReplyDelete