Saturday, December 20, 2014

Mainan Elektronika Bersama Jonathan


Di rumah, seringkali Jonathan lebih sering ikut ingin melihat apa yang saya kerjakan daripada bermain-main sendiri. Karena kadang saya masih menyentuh komponen elektronik, dia juga suka bermain-main, tapi karena baru 4 tahun, mainan yang saya berikan juga masih terbatas. Sekarang saya catat supaya jadi pengingat, dan mungkin bisa jadi ide untuk orang lain yang ingin bermain elektronika dasar dengan anaknya.

Setahun yang lalu, mainan pertama elektroniknya adalah batere CR2032 + LED yang jadi “kunang-kunang”:
kunang-kunang

Belum lama ini, kami mulai mainan LED lagi, tapi karena batere CR2032 sudah habis, saya memakai power dari Arduino. Awalnya cuma begini (arduino hanya sekedar power source):



Karena menemukan LED Red, Orange, dan Blue, sekalian saya buatkan juga lampu lalu lintas (masih dibreadboard, belum saya foto lagi). Lampu lalu lintas ini menggunakan Arduino untuk mengontrol urutan nyala lampunya. Sebenarnya kalau mau dibuat murah, bisa memakai NE555 dan decade counter (jadi bisa transisi dari merah, hijau, kuning merah).

Terus saya menemukan buzzer dan saklar. Jonathan menemukan bahwa bunyi buzzernya ketika saklar ditekan sangat mirip dengan bunyi "bip" ketika scan barang di supermarket. Nah dia malah jadi mainan "berjualan" dengan benda itu. Karen keypad juga tidak dipakai, saya sambungkan beberapa kakinya ke breadboard sehingga sebagian bilangan jika dipencet akan menimbukan "beep" juga.

Begini ketika dia main "jualan".


Bongkar-bongkar lagi, nemu potensiometer, Jonathan seneng karena katanya LED-nya "bisa jadi senter" ketika diputar ke resistansi minimum.


Dulu saya pernah membuat sirkuit Joule Thief, dan karena saya masih punya komponen-komponennya, saya rakitkan kembali "senter" LED dengan satu batere yang dia bawa-bawa ke mana-mana:


Tambahan: begini kelakukan Jonathan kalau papanya sedang sibuk, dan tidak bisa bermain dengan dia, dia kadang ngintip papanya kerja:


Dan kalo lama, dia bisa ketiduran beneran di punggung papanya:


Monday, November 24, 2014

Family Time: Cut the Rope 2

Tiap minggu atau bulan, kesukaan Jonathan berubah-ubah, dan kali ini dia sedang suka game Cut The Rope 2. Secara random kadang saya menginstall game-game yang sepertinya menarik, dan Jonathan akan mencoba-coba app di tablet saya untuk mencari yang menurutnya menarik. Game Cut the Rope 2 ini bagus, jadi saya membeli paket untuk menghilangkan iklan dan unlimited play (kalau tidak, hanya bisa max main 60 kali per hari), harganya 2.99 USD. Sebenarnya bagian ini pasti bisa dihack, tapi saya menghargai pembuatnya, jadi saya beli.

Game ini memiliki banyak video cerita Om Nom (video singkat sekitar 2 menit), dan Jonathan suka melihatnya. Sambil melihat videonya, saya selalu berusaha menjelaskan hal-hal baik apa yang bisa ditiru, dan hal apa yang tidak boleh dilakukan. Misalnya dalam video ini, saya bisa mengajarkan untuk mementingkan menolong teman daripada mengambil makanan:




Dalam Cut The Rope ada banyak item yang bisa dibeli. Nah untuk item-item ini, saya putuskan untuk meng-hack gamenya, karena menurut saya harganya sudah tidak masuk akal. Harga item untuk 20 ribu koin hampir 1000 baht (lebih dari 350 ribu rupiah). Untuk orang tua yang kurang mengerti soal tablet, harus berhati-hati dengan hal seperti ini, anak-anak suka sekali membuang-buang koin. Misalnya Jonathan suka membuang-buang bomb.



Dengan sedikit diakali,  semua customization bisa dibeli. Perlu dicatat bahwa banyak customization yang harganya mahal, yang paling mahal sampai 8500 koin.


Tentu saja main game seperti ini kurang baik jika dilakukan terus menerus, jadi kami buatkan juga versi fisiknya: memotong benang. Doraemon berperan sebagai Om Nom.



Akhirnya game ini tamat (cepat-cepat saya selesaikan).


Jonathan pun bertanya-tanya: kok udah selesai? di sini tulisannya apa? Saya jawab: tulisannya coming soon, masih ada level yang belum selesai diprogram. Jonathan pun tidur siang. Waktu bangun, saya perlihatkan video behind the scene cut the rope.

Malamnya sebelum tidur, Jonathan mereview lagi hari ini, Jonathan sudah mengerti kalo papa adalah programmer, terus bilang:

Jonathan: papa ikut mrogram cut the rope dong, biar cepet selesai.
Papa: Papa nggak bisa mrogram cut the rope
Jonathan: bisa dong, belajar dong
Papa: beda, papa nggak bikin program kayak gitu
Jonathan: papa bikin apa?
Papa: papa bikin aplikasi buat professor (bos kami)
Jonathan: kenapa papa gak bikin cut the rope?
Papa: kan beda-beda. Jonathan tau kan ada orang yang driving bus, ada yang driving car. Sama-sama driving, tapi kendaraannya beda. Papa juga mrogram, tapi programnya beda.
Jonathan (dia ingat papanya ke Malaysia bulan lalu): papa kemarin ke malaysia mrogram cut the rope ya di sana?
Papa: nggak, papa mrogram yang lain lagi sama temen-temen papa
Jonathan: Kemarin papa bilang mau pergi ke mana lagi itu namanya?
Papa: (saya sebutkan rencana pergi lagi ke suatu tempat)
Jonathan: di situ papa mau mrogram apa?
Papa: Belum tau
Jonathan: tau dong, kok papa nggak tau sih
Papa: besok Jonathan nyanyi lagu apa di sekolah? besok Jonathan main game apa di Sekolah?
Jonathan: (diem)
Papa: Jonathan belum tau kan, soalnya belum dikasih tau Miss Jenny (gurunya). Papa juga belum tau mrogram apa, belum dikasih tau sama professor.
Jonathan: (akhirnya terdiam).

Dari Game Cut the Rope ini, ada banyak kegiatan yang dilakukan, dari mulai main game bersama, nonton video om nom bersama, bikin aktivitas memotong tali bersama, terus ketika Jonathan tidur, saya sempet reverse engineering cut the rope-nya, dan terakhir bisa jadi bahan obrolan sebelum tidur.

Monday, November 3, 2014

Hampir 4 tahun

Sudah lama tidak menulis di blog ini. Banyak waktu sudah berlalu, banyak kebiasaan dan kesukaan Jonathan yang sudah berubah. Sampai saat ini hanya satu kebiasaan Jonathan yang masih bikin gemes: susah makan. Selain soal makan, Jonathan adalah anak yang baik sekali. Dia tidak rewel, tidak tantrum, sangat sayang pada papa dan mama, mau sharing dengan teman-teman.

Sisa cerita ini dalam bentuk foto-foto dan komentar saja.


Sekarang Jonathan sudah sekolah di COC. Ini fotonya dengan seragam COC. Dia sangat menikmati sekolah barunya, dan sangat rajin di sana (sampe dapet piagam karena menjadi helper yang baik).


Dia selalu heran waktu melihat foto mama dan papa tanpa Jonathan di Zoo (foto dengan koala hasil photoshop). Dia mau juga, jadilah kami pergi ke zoo demi foto dengan koala hasil photoshop (dan tentunya melihat koala beneran).



Boneka kesukaan sekarang sudah berubah, bukan lagi bear, tapi doraemon. Ini fotonya waktu "memandikan" doraemon. Dia senyum-senyum sambil bilang: doraemonnya pipis.


Meskipun makannya tetap tidak banyak, dia sangat excited dengan makanan wajah piggy ini. Sampai-sampai dia minta lagi datang ke tempat yang sama untuk memesan makanan yang sama.


Jonathan masih selalu suka memakai timbangan 1 baht di berbagai mall dan seven eleven di mana saja.



Sunday, June 29, 2014

Kempes

Jonathan jatuh,  kejeduk,  nangis sebentar.

Terus ditanya: apa yang sakit Jonathan?

Jonathan memegang kepala,  sambil bilang "kempes". Kami bingung,  dia ulangin lagi: "kempes mama,  kalo sakit dikasih kempes,  kalo demam juga."

Ya ampun ternyata maksudnya "kompres".

Wednesday, May 28, 2014

Kegiatan Jonathan

Jonathan sekarang sudah mulai mengerti urutan kegiatan. Setiap hari dia sudah tau bangun tidur makan lalu mandi, setelah itu papa ke kantor dan dia ke Kiddee House. Sore mama akan jemput dan kadang papa pulang break time ke rumah. Kadang di perjalan pulang dia akan bilang ke mama: "papa udah di rumah ya nungguin?" atau "kita jemput papa dulu?" kalau di kursi belakang penuh tas dan hasil kegiatan dari daycare dia akan beresin beberapa benda supaya papa bisa duduk di belakang mobil (padahal papa kalau pulang break time ya jalan kaki aja, ga perlu dijemput pakai mobil), tapi ya kadang kalau memang waktunya pas banget mama suka iseng aja jemput papa ke kantor sekalian. Kalau papa ga pulang dia akan bilang: "ada professor ya ajak papa ngomong - ngomong (maksudnya diskusi) jadi papa ga pulang?".

Kemarin dia bilang begini: "papa ke kantor, jona ke Kiddee, mama sendirian deh di rumah bersih-bersih. Mama gpp kan di rumah sendirian?" Perhatian banget deh Jonathan ama mamanya. Kadang dia tau juga mama harus les thailand, jadi dia akan bilang: "mama mau les ya pas jona ke kidde?", atau dia tanya pas mama jemput:"mama tadi udah les?". Dia selalu ingat informasi yang pernah papa mama berikan, makanya bisa ngerti papa ke kantor, kerja, mrogram dan mama di rumah les, atau beberes rumah.

Pagi ini dia bangun lebih pagi dari biasa, diajak papa mandi dia ga mau, katanya: "makan dulu baru mandi" (biasanya emang setiap pagi makan dulu baru mandi supaya sekalian sikat gigi sehabis makan). Tapi dia ga berhenti di situ, dia berulang-ulang menyebutkan begini: "Jonathan bangun, terus  makan, mandi. Papa pergi ke kantor, Jona pergi ke Kiddee House. Nanti sore main-main lagi terus mandi lagi terus Bobo". Jadi dia mulai mengerti rutinnya, tapi kalaupun ada perubahan kadang-kadang dia mengerti dan ga protes.

Karena bangun kepagian, sampai di KiddeeHouse dia ketiduran deh di mobil. Padahal pas berangkat tadi masih semangat banget bilang mau ke kiddeehouse. Jadi posting ini tadi dimulai ditulis pas mama nungguin Jonathan bangun. 

Oh iya kadang dia udah mengerti juga kalau hari Rabu dan Jumat akan ada tukang sampah lewat. Kalau dia lihat mama ngumpulin sampah dan taruh di depan dia akan bilang: ini hari Rabu ya? Dia juga akan ngerti kalau hari Sabtu dan Minggu papa ga kerja dan dia bisa main yang banyak sama papa. Kalau hari Minggu dia juga mengerti hari ke gereja. Sejak bulan ini Jonathan senang sekali ke gereja kelas anak-anak. Pernah sekali mama papa bilang: "gerejanya sama mama papa aja ga usah sama teman-teman", dia ga mau dan malah pengen pergi sendiri. Katanya: "ya udah Jonathan pergi sendiri aja". Hari minggu lalu, pas udah siap-siap mau gereja, papa ga sengaja mengunci setir mobil dan belum mengerti apa yang terjadi. Jonathan agak kecewa ga jadi gereja, dia bilang: "besok pagi mandi terus gereja ya?", bahkan keesokan paginya pas bangun dia bilang dia mau gereja hehehe.

Ah tadinya mau posting singkat jadi panjang juga deh, beginilah kalau cerita soal anak toddler yang udah semakin cerewet. Pengen bisa menuliskan sesering mungkin, karena suatu saat ocehan-ocehan lucu ini ga akan diulang lagi.






Sunday, May 25, 2014

Cerita hari ini

Jonathan agak kurang sehat, disuruh bobo, waktu bangun dia bilang "papa, jonathan udah sehat"

Waktu ganti baju mau pergi, Jonathan minta pake belt seperti papa. "Gak usah, kayak mama aja, gak pake belt". Jonahan: "ok, nanti mama kita beliin belt ya, yang bunga-bunga, soalnya mama kan girl".

Saturday, April 26, 2014

Celotehan Jonathan

Sekarang ini Jonathan tambah cerewet lagi, tiap hari tidak bisa diam dengan ceritanya, dan ceritanya semakin menyambung. Berikut ini beberapa contohnya:

Tiap kali berdoa bareng:

Jonathan: tunggu dulu, siapa yang berdoa? --- liat papa mama, terus selalu diteruskan dengan jawaban yang sama: --- papa sama jona, ayo berdoa.

Risna sekarang memakai krim untuk wajahnya, Jonathan minta juga:

Mama: nggak usah, pipi Jonathan udah mulus
Jonathan: papa nggak usah juga ya? pipi papa udah mulus juga ya?

Waktu kami pindahan, kami minjam mobil bos kami (professor). Jonathan liat mobil Fortuner itu dan bilang "mobil professor keren ya, mobil jona nggak keren". Padahal dia nggak ngerti apa itu keren.

Di mobil Fortuner, waktu mundur akan bunyi "beep beep beep", Jonathan memperhatikan kalau ini terjadi kalau transmisinya di set ke "R" (reverse). Jadi dia sering minta papanya mundur supaya bunyi beep beep beep.

Jonathan saya ajak nonton ke bioskop, rencananya nonton film kartun Rio 2, lalu dia ngobrol dengan boneka bearnya:

Jonathan: aku mau nonton ke bioskop dulu ya, kamu di rumah aja
Papa: bearnya nggak sedih ditinggal?
Jonathan: gak apa-apa kok, katanya bearnya nggak suka film kartun


Di bioskop kadang kadang kami memangku Jonathan, kadang-kadang kami belikan tiket (tergantung dia maunya bagaimana). Kemarin dia minta duduk sendiri di bioskop. Beberapa belas menit kemudian:

Jonathan: "papa, pantat jona nggak anget"
Papa: "maksudnya? Jonathan kedinginan duduknya?"
Jonathan: "iya, minta dipangku dong".


Thursday, March 6, 2014

Hal-hal kecil

Cuma posting singkat menangkap momen-momen kecil yang membuat saya bahagia sebagai ayah.

Jonathan sangat suka berbagi, dia suka berbagi makanannya, bahkan jika disekolah dibelikan makanan oleh mamanya, sering disisakan: "ini nanti buat papa".

Kalau bangun dari tempat tidur, dia kadang akan bilang "papa, pull", supaya kakinya ditarik turun dari tempat tidur. Sewaktu ditarik, dia akan tertawa-tawa.

Ketika waktunya sikat gigi sekarang dia suka lari keluar, duduk di lantai di hallway, sambil memanggil saya: "papa, kitik-kitik jona dong". Sayapun datang menkitik-kitik pingganggnya, dan dia akan tertawa terbahak-bahak.

Waktu dibawa ketemu oma Inge, dia melihat spidol, dia mengambil spidol itu lalu bilang: "papa, minta kertas dong, jonathan mau nulis-nulis". Bu Inge kagum karena biasanya anak kecil akan langsung mencoret-coret meja atau dinding.

Wednesday, January 8, 2014

Potong rambut plus keramas


Hari Sabtu lalu Jonathan potong rambut sama papa. Waktu Jonathan liat papa  dikeramas dia jadi pengen ikutan juga, padahal biasanya dia paling gak mau rambutnya dikeramas. Tapi karena pengen ikut-ikutan papa, Jonathan di keramas juga deh walaupun sangat sebentar dan dia kayak geli gitu pas air menyiram rambutnya.


Rambut Panjangnya sebelum keramas


Bagian belakang ini dia paling geli





Waktu potong rambut dia udah gak nangis, tapi karena merasa getaran pisau cukur geli jadinya kepalanya gerak melulu. Akhirnya setelah dibantu papa acara potong rambut dan keramas rambut Jonathan selesai gak lebih dari 10 menit. Tambah ganteng deh sekarang udah gak gondrong lagi. Pulang potong rambut, Jonathan bobo siang, bangun tidur siang Jonathan diajak papa berenang deh ke Bronco. Di Bronco kolam renangnya pake air hangat dan air asin.

Jonathan gak sabar pengen nyemplung ke kolam

Tuesday, January 7, 2014

Sekolah-sekolahan Jonathan

Sejak umur 2 tahun kurang dikit, Jonathan mulai diajak mama ke komunitas homeschool berbahasa Inggris yang ada di Chiang Mai (co-op). Komunitas ini berkumpul hanya sekali seminggu dan berlangsung totalnya sekitar 22 kali pertemuan dalam setahun di bagi dalam 2 term (sekitar 5 bulan). Waktu itu tujuan mama ikutan komunitas ini biar Jonathan ada temennya (walau cuma sekali seminggu), dan biar dia belajar dari melihat anak lain yang lebih besar dari dia. Jonathan menjadi murid yang paling muda di kelas preschool, karena umumnya anak yang ikut itu umurnya sudah diatas 3.5 tahun. Selama ikut kegiatan co-op homeschool Jonathan masih selalu harus ditemani mama, separation anxietynya berlangsung cukup lama memang, karena setiap harinya ya di rumah cuma sama mama. Kemampuan berbahasa Jonathan juga waktu itu masih sangat terbatas, jadi bisa dibilang di co-op mama yang belajar dari ibu-ibu lain soal kegiatan homeschool ini.

Jonathan mengikuti kegiatan co-op Desember 2012

Jonathan di antara teman-teman preschool co-op 2012


Sejak berumur 2 tahun 7 bulan Jonathan mulai di bawa ke Kiddeehouse. KiddeeHouse ini bukan sekolah yang wajib diikuti setiap hari, tapi sifatnya seperti penitipan anak (berbahasa thai) di mana anaknya diberi kegiatan rutin setiap harinya. Ada kegiatan olahraga, bermain pasir di luar, bahasa thai, bahasa inggris dan setiap hari pasti ada berbagai kerajinan tangan. Tiap hari Jonathan bawa hasil kerjaannya, awalnya banyak dibantu oleh gurunya tapi belakangan dia sudah bisa mengerjakan sendiri. Di KiddeeHouse Jonathan mulai menyerap banyak bahasa Thai. Jonathan juga sudah bisa ditinggal sama mama dan ga harus ditungguin lagi. Mama membawa Jonathan ke KiddeeHouse terutama di hari di mana mama ada keperluan atau di masa mama ga ada pembantu di rumah. Kadang-kadang kalau Jonathan lebih pengen ke night safari atau main sama anak tetangga ya Jonathan ga perlu ke KiddeeHouse.

Foto bersama untuk kalender 2014 KiddeHouse

Snack time di KiddeHouse 2013
Sekarang ini kemampuan bahasa Jonathan untuk bahasa Indonesia sudah cukup bagus, bisa menyampaikan apa yang dia mau atau apa yang dia rasakan, dan bahkan kadang sudah bisa mencari dan menyampaikan alasan supaya ditemanin tidur. Kemampuan bahasa Thai di urutan nomor 2, dia sudah bisa berkomunikasi dengan gurunya dan teman-teman di KiddeeHouse. Kemampuan bahasa Inggris masih agak ketinggalan. Dia sudah bisa menyebutkan warna dan bilangan dalam bahasa Inggris, bisa ditanya what is your name? dan bisa menjawab dengan namanya, bisa ditanya how are you, menjawab fine, thank you dan bisa mengucapkan thank you, juga you are welcome, bisa mengerti banyak kata dalam bahasa Inggris tapi belum bisa untuk menyusun kalimat sendiri. Jadi kadang bunyinya terdengar seperti bahasa Inggris, tapi ga ada maknanya dari apa yang dia bilang.
Karena mama merasa Jonathan juga perlu untuk mengembangkan kemampuan bahasa Inggrisnya, tahun ini mama tetap bergabung dengan co-op homeschool setiap hari Senin dan selain itu setiap hari minggu mulai mengajak Jonathan masuk ke sekolah minggu kelas anak-anak seumurnya (di gereja yang berbahasa Inggris). Di sekolah minggu Jonathan masih perlu ditungguin papa atau mama bergantian (ditungguin di depan kelasnya), di co-op Jonathan sudah bisa ditinggal mama di kelas. Sekarang dia mulai bisa membuat kalimat yang lebih baik. Misalnya setiap melihat tanda toilet untuk laki-laki dan perempuan, dia akan ngomong sambil nunjuk: This is boy, this is girl. Jonathan boy, Papa boy, Mama girl (dan kadang dia akan mendaftarkan beberapa teman-temannya sambil menyebutkan apakah mereka boy atau girl). Terus kadang-kadang kalau di mobil dia melihat ada mobil atau bus dia akan bilang: look papa, it's a bus, bus blue (lalu papa akan koreksi: blue bus, bukan bus blue). Ya setidaknya mulai ada perkembangan deh :D

Di co-op homeschool, karena sifatnya komunitas, orangtua harus ikut serta menjadi pengajar dan atau jadi asisten pengajar. Setiap term yang ngajar dan materi yang diberikan berbeda-beda (tergantung ketersediaan pengajar). Biasanya mama cuma jadi asisten pengajar aja, sekalian nemenin Jonathan di kelas. Sejak term lalu, mama wajib jadi pengajar. Term lalu mama ngajar materi yang gampang: playtime. Intinya ngawasin anak dalam sesi main-main. Kadang main bebas kadang main terstruktur. Nah term yang sekarang nih, mama diminta ngajar yang beda dari biasanya. Mama ngajar Preschool Math. Awalnya agak ragu bakal bisa ngajar yang agak serius buat anak-anak kecil dan pakai bahasa Inggris pula, tapi ternyata anak-anak di kelas preschool (umur 2,5 tahun - 6 tahun, total 13 anak) sudah cukup mengenal angka dan bisa enjoy mengikuti kelas. Isi kelasnya tentunya masih yang gampang-gampang, di awal baca buku sambil menghitung objek-objek yang ada di setiap halaman buku, lalu diisi dengan kegiatan menempel stiker dan pompom sambil menghitung setiap barisnya. Setiap minggu kegiatan tentunya tidak sama, mama harus memikirkan kegiatan yang menyenangkan dan tidak terlalu sulit untuk usia preschool untuk mengenal angka dan perhitungan.


beberapa hasil pekerjaan kelas preschool math
Jonathan termasuk murid di kelas preschool math
Semuanya serius dan sangat senang nempelin pompom

Setiap meja dibantu 1 orang dewasa






























Di Thailand, anak usia 3 tahun umumnya sudah "wajib" disekolahkan di sekolah formal. Levelnya mulai dari TK 1 sampai TK 3, lalu setelah itu baru deh masuk SD dan seterusnya. Beberapa SD juga memberikan syarat anak sudah pernah mengikuti kelas TK 3 sebelumnya atau minimal sudah bisa baca tulis huruf Thai (dan beberapa mewajibkan bisa baca tulis bahasa Inggris juga). Mama dan papa sampai sekarang masih merasa TK1 itu tidak wajib. Membaca dan menulis bisa menunggu sampai usia 5 atau 6 tahun. Tapi ya tetap harus mempersiapkan Jonathan bisa belajar di kelas tanpa mama (atau siapa tahu berubah pikiran dan pengen ngirim Jonathan ke sekolah saja).

Sejauh ini ke KiddeeHouse sangat membantu Jonathan belajar bahasa Thai, belajar untuk ditinggal mama, belajar mau main pasir dan mainan yang lengket-lengket, belajar mewarnai/memegang pinsil, selain belajar mengenal lingkungan sosialnya. Di co-op homeschool mama bisa bertemu banyak orangtua yang tidak mengirimkan anaknya ke sekolah, Mama juga belajar teknik membuat anak-anak toddler mau mendengarkan dan duduk manis, dan belajar lebih banyak mengenai seluk beluk homeschool. Dari berbagai orangtua yang dikenal, ada orangtua yang mengkombinasikan homeschool dan pendidikan formal (misal usia TK di ajari sendiri, SD dikirim ke sekolah, SMP kembali di homeschool sampai SMA), ada juga orang tua yang menghomeschool 2 dari 3 anaknya, walaupun ada juga yang total homeschool dari kecil sampai jenjang SMA lalu mengirimkan anaknya ke universitas di negeri asalnya (umumnya dari Amerika), semuanya tergantung situasi orangtua dan perkembangan anak juga.

Cita-cita sih bisa mengajari Jonathan berbagai hal sendiri, tapi buat papa dan mama ternyata menghomeschool secara penuh untuk anak toddler itu tidak mudah (mamanya kurang sabaran kadang). Sejauh ini kombinasi dari kiddeehouse, co-op homeschool dan sekolah minggu sangat membantu dalam perkembangan Jonathan  (dan buat mama punya me-time). Sayangnya Kiddee House hanya untuk anak sampai berumur 3 tahun-an. Teman-teman Jonathan yang sudah berumur 3 tahun akan pindah ke sekolah TK1 bulan Mei nanti (tahun ajaran baru dimulai bulan Mei di Thailand). Gimana dengan Jonathan? masih belum diputuskan selanjutnya bagaimana. Kita lihat hasil belajar mama dari grup homeschool term ini. Yang pasti masih belum pengen kirim Jonathan ke sekolah formal yang mengutamakan baca tulis dari usia dini tanpa mengimbangi dengan kegiatan bermain.